Mustikatimes.com – Sedekah bumi, merupakan salah satu tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun sebagai wujud rasa syukur kepada alam setelah panen raya.
Seiring dengan berjalannya waktu, perayaan tersebut tidak harus menunggu panen raya. Pada masa sekarang ini, hal itu dapat dilakukan pada bulan Selo setelah bulan Syawal.
Setelah momen idul Fitri yang syarat dengan adat silaturahmi Anjang sana – Anjang sini. Sedekah pada bumi juga bisa menjadi ajang untuk bersilaturahmi. Tuan rumah dapat mengundang teman sekolah, teman kerja, bahkan mantan wkwkw.
Acara sedekah bumi bervariasi tergantung kearifan lokal dan tradisi yang dimiliki daerahnya. Ada yang mengadakan selametan di sendang, di kuburan, di petilasan, atau tempat lain yang disakralkan.
Tontonan yang diadakanpun juga bervariasi setiap daerah. Ada yang dangdut, ketoprak, wayang ataupun barongan.
Gas deso yang biasa disebut oleh masyarakat Blora, merupakan bentuk rasa syukur atas panen. Namun yang perlu disayangkan, ditempat yang dikeramatkan tersebut di beberapa daerah masih menjalankan tradisi melempar – lemparkan nasi.
Adat tersebut bukan malah bentuk rasa syukur akan tetapi malah tindakan mubazir membuang- buang nasi yang telah susah payah ditanam dari padi sampai menjadi nasi.