mustikatimes.com – Puluhan dealer mobil listrik BYD di Provinsi Shandong, China bagian timur, dikabarkan telah menutup operasionalnya secara mendadak sejak April 2025.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ribuan konsumen yang terancam kehilangan hak garansi dan layanan purnajual kendaraan mereka.
Jaringan dealer yang terdampak ini sebagian besar dikelola oleh Qiancheng Holdings, salah satu mitra utama BYD di Shandong.
Seperti dilaporkan Jinan Times, dikutip dari Reuters (Minggu 8/6/2025), menyebutkan bahwa sedikitnya 20 dealer 4S (Sales, Service, Spare Parts, Survey) yang berafiliasi dengan “Qian” kini terlihat kosong atau menghentikan operasional.
Salah satu yang paling menonjol adalah flagship store Jinan Qiansheng, yang dulunya disebut sebagai toko unggulan nomor satu BYD di Tiongkok Raya, kini juga ikut terdiam.
Penutupan ini dipicu oleh krisis finansial parah yang dialami Qiancheng Holdings. Dokumen internal Qiancheng bertanggal 17 April 2025, yang beredar di media, menyalahkan perubahan kebijakan dealer yang diterapkan BYD dalam dua tahun terakhir sebagai pemicu masalah arus kas.
Di sisi lain, BYD menampik tuduhan tersebut. Pabrikan mobil listrik raksasa itu berdalih bahwa krisis keuangan Qiancheng murni disebabkan oleh strategi ekspansi buta dan cepat yang dilakukan dengan mengandalkan utang tanpa perencanaan matang.
Dampak dari penutupan ini cukup serius. Lebih dari 1.000 pelanggan yang telah melakukan pembayaran di muka untuk asuransi tahun kedua atau ketiga, paket perawatan, atau janji layanan seumur hidup kini merasa kecewa karena layanan tersebut tidak dapat dipenuhi.
Banyak di antara mereka yang telah membentuk kelompok hak konsumen daring untuk menuntut pertanggungjawaban dan solusi. Bahkan, ada laporan tentang karyawan yang belum menerima gaji hingga enam bulan.
BYD sendiri telah mengeluarkan pernyataan bahwa kebijakan terhadap jaringan dealer mereka tetap konsisten dan stabil. Mereka juga mengklaim telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, termasuk dengan mengakuisisi beberapa dealer 4S yang terdampak melalui dealer lokal lain sejak akhir tahun lalu, serta memberikan bantuan kepada pelanggan dan karyawan.
Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi industri otomotif China di tengah persaingan harga yang intens dan transisi ke kendaraan listrik, di mana bahkan merek terkemuka seperti BYD pun tidak luput dari masalah operasional di tingkat jaringan dealer.