Jakarta, mustikatimes.com- Ada kabar yang di sampaikan melalui konfrensi pers Ketua PSSI! Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akhirnya mengubah jadwal pertandingan krusial antara Timnas Indonesia vs Irak dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Perubahan ini terjadi berkat lobi gigihPSSI yang memprotes waktu istirahat pemain yang terlalu mepet. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan kabar baik ini dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis
“Alhamdulillah AFC merespons baik. Laga kedua mundur dari pukul 18.00 jadi 22.30 (waktu setempat),” ujar Erick.
Dengan begitu, pertandingan Timnas Indonesia vs Irak yang dinanti-nanti akan bergulir pada Jumat, 11 Oktober 2025, pukul 22.30 waktu setempat atau Sabtu, 12 Oktober 2025, pukul 02.30 WIB.
Mundurnya jadwal ini sangat penting, apalagi Timnas harus menempuh perjalanan jauh ke Timur Tengah, berbeda dengan tim Grup B lainnya.
Sebelumnya, jadwal resmi Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 mencantumkan Indonesia akan menghadapi Arab Saudi pada 8 Oktober 2025 di Jeddah, pukul 20.15 waktu setempat (atau 9 Oktober pukul 00.15 WIB).
Erick Thohir juga menegaskan, perubahan jadwal bukanlah hal aneh dalam dunia sepak bola. PSSI sendiri pernah melakukan hal serupa saat menjamu Jepang di Jakarta tahun lalu.
“Kami pernah melakukan yang sama sebagai tuan rumah, saat kualifikasi pihak Jepang meminta mundur satu hari waktu pertandingan. Saya rasa kita tuan rumah yang baik sekali,” jelas Erick.
“Kami melobi AFC waktu itu, berbicara dengan Jepang kami oke. Ini hal lumrah karena kita harus menjaga sportivitas, fairness dalam sepak bola olahraga,” imbuhnya.
Dengan jadwal baru di tangan, PSSI kini fokus penuh menyiapkan Timnas senior. Federasi bahkan berencana menggelar laga uji coba di Surabaya, Jawa Timur, pada September mendatang. “Jangan pesimis, kita harus berjuang, dengan segala persiapan yang bisa kita lakukan,” pungkasnya optimis.
Sorotan Kontroversi AFC: Tantangan Lebih Berat untuk Garuda
Meskipun kabar perubahan jadwal ini melegakan, keputusan AFC belakangan ini kerap menimbulkan tanda tanya, terutama terkait keadilan dalam kompetisi. Protes PSSI soal waktu pemulihan pemain ini bukan yang pertama kali.
Beberapa kontroversi terbaru yang melibatkan AFC di tahun 2025 antara lain:
- Penentuan Pot Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026: AFC menuai kritik keras karena menempatkan Arab Saudi di Pot 1. Padahal, ranking FIFA mereka lebih rendah dari Irak. Irak berada di posisi 58 dan Arab Saudi di posisi 59 per Juli 2025. AFC berdalih menggunakan ranking per Juni sebagai acuan, namun transparansinya dipertanyakan.
- Jadwal Istirahat “Spesial” untuk Tuan Rumah: Arab Saudi dan Qatar, tuan rumah putaran keempat, mendapat jadwal istirahat lebih longgar (6 hari antar pertandingan). Sementara itu, tim lain seperti Indonesia dan Irak hanya mendapat jeda 3 hari. Ini jelas tidak adil dan memberi keuntungan fisik serta taktis bagi tuan rumah.
- Penolakan Bidding Tuan Rumah: AFC awalnya membuka mekanisme bidding untuk penentuan tuan rumah. Namun, mereka kemudian secara sepihak menunjuk Arab Saudi dan Qatar, meskipun negara lain seperti Indonesia dan Irak juga mengajukan diri. Alasan AFC bahwa pemilihan berdasarkan ranking FIFA tertinggi pun dipertanyakan karena tidak konsisten dengan data terbaru.
Kontroversi ini memicu kekecewaan banyak negara peserta dan pengamat sepak bola Asia. Mereka menilai AFC kurang menjunjung prinsip keadilan.
Dengan jadwal dan format yang terkesan berat sebelah ini, Timnas Indonesia menghadapi tantangan lebih berat untuk lolos ke Piala Dunia 2026 melalui jalur AFC dibanding tuan rumah seperti Qatar dan Arab Saudi.
Jadwal istirahat yang hanya 3 hari antar laga jelas mengurangi performa optimal di tengah kompetisi level tinggi, apalagi saat lawan punya waktu istirahat lebih panjang.
Selain itu, penunjukan tuan rumah secara sepihak dan penempatan pot drawing yang kontroversial membuat jalur menuju fase akhir semakin berat.
Oleh karena itu, Tim Garuda harus mengandalkan strategi matang, rotasi pemain cerdas, dan semangat pantang menyerah untuk menembus babak berikutnya.