mustikatimes.com– Filippo “Pippo” Inzaghi. Gak punya skill, gak jago dribble, dan gak punya kecepatan lari. Tapi, dia punya gol. Inzaghi masalah, lahirnya offside, hidupnya di papan skor.
Dia bukan George Weah yang larinya kencang, bukan Andriy Shevchenko yang punya finishing tajam, dan jelas bukan Kaka yang jago dribble. Tapi tiap Milan butuh gol Pippo Inzaghi nongol kayak joks tebak-tebakan bapak-bapak, sulit ditebak bro.
Dulu Sir Alex pernah bilang “inzagi terlahir offside” Jamimie Carager pun ngaku capek ngikutin gerakannya, final UCL 2007 Liverpool sadar, benites boleh paham teori tapi Inzaghi itu paradooks.
Di hadapannya, Athena 2007 cuma glitch aloritma tanpa nilai sejarah, padahal golnya standar, cuma tap-in ke gawang kosong, tapi selebrasinya kayak baru ngegolin dari tengah lapangan.
UCL 2006 lawan Bayern juga gitu, Inzaghi coba nendang bolanya bingung, Oliver Kan bengong. Gol Inzaghi itu bukan soal keindahan, tapi kepastian.
Matahari terbit di timur bisa dibantah, tapi tetap terjadi, dia bukan pemain futsal di lapangan komplek, bukan yang viral karena gol salto atau skil, dia cuman striker yang dibenci lawan.
Tapi bagaimanapun caranya gol tetaplah gol, satu bola bersarang tetap dihitung satu, dan Inzaghi kayak tukang parkir, tetap dapat jatah meski enggak ikut nyetir. Buat pemain lain gol itu hasil kerja keras buat Inzaghi gol itu cuman formalitas.