Pandeglang, mustikatimes.com— Bale Budaya Pandeglang hari ini 27/12/2025 menjadi ruang hidup bagi pementasan teater kolaboratif antara Teater Bale x Artgoong yang membawakan naskah “Malam Jahanam” karya Motinggo Boesje. Pertunjukan ini diinisiasi oleh Teater Bale, Artgoong, dan Studio Tata Artistik, serta difasilitasi oleh Pandeglang Creative Hub, sebagai upaya menjaga denyut kesenian teater di tengah keterbatasan ruang kreativitas di daerah.
“Malam Jahanam”, sebagai naskah teater realis yang sarat konflik batin, ketegangan sosial, dan potret sisi gelap kemanusiaan, menemukan relevansinya tersendiri dalam konteks pementasan kali ini. Di tengah keterbatasan tempat dan fasilitas pertunjukan, para aktor tetap mampu menghadirkan intensitas dramatik yang kuat melalui pengolahan peran, dialog, dan penataan artistik yang sederhana namun efektif.
Dalam segala keterbatasan ruang dan fasilitas pertunjukan, para seniman tetap mampu menyajikan pementasan yang menarik, komunikatif, dan bermakna. Namun di sisi lain, kondisi tersebut sekaligus menegaskan bahwa ekosistem seni dan budaya di daerah ini masih belum ditopang oleh infrastruktur yang memadai, khususnya untuk seni pertunjukan seperti teater yang membutuhkan ruang ekspresi yang aman, representatif, dan berkelanjutan.
Kehadiran Pandeglang Creative Hub dalam pementasan ini patut diapresiasi sebagai langkah awal membuka akses ruang kreatif bagi komunitas seni. Namun, upaya tersebut masih perlu diiringi dengan perhatian yang lebih serius dari pemerintah daerah dan pemangku kebijakan untuk menyediakan ruang-ruang seni yang layak dan berkesinambungan, bukan hanya ruang alternatif yang sifatnya sementara.
Pementasan Teater Bale x Artgoong pada akhirnya bukan hanya soal peristiwa artistik, tetapi juga pesan terbuka: bahwa semangat dan kualitas seni di Pandeglang sudah ada, yang masih kurang adalah ruang, keberpihakan, dan kesadaran bahwa seni dan budaya merupakan fondasi penting dalam pembangunan karakter dan peradaban daerah. -Riva F. Firdaus