Beranda » Mustika » OJK Gandeng Gen Z: Bongkar Rahasia Melek Finansial di Era Digital, Jauhi Jebakan Penipuan!

OJK Gandeng Gen Z: Bongkar Rahasia Melek Finansial di Era Digital, Jauhi Jebakan Penipuan!

Jakarta, mustikatimes.com – Kabar menarik datang dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)! Mereka terang-terangan minta bantuan generasi muda, khususnya Gen Z, untuk jadi “agen perubahan” alias katalis transformasi digital di sektor keuangan Indonesia. Kenapa? Biar kesenjangan antara pemahaman keuangan (literasi) dengan penggunaan produk keuangan (inklusi) yang masih lumayan jauh itu bisa makin terpangkas.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan Indonesia kita baru 66 persen, nih. Padahal, indeks inklusi keuangannya sudah nyentuh 80 persen. 1 Juni 2025

Jurang Pemahaman Keuangan: Gen Z Jadi Kunci?

Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, menjelaskan kalau kesenjangan ini menunjukkan banyak masyarakat yang sudah pakai produk keuangan, tapi pemahamannya belum selevel.

Kondisi ini, kata Hasan, bisa memicu risiko yang merugikan kalau enggak segera diatasi dengan edukasi keuangan yang tepat dan jor-joran.

“Gen Z punya peran penting sebagai agen perubahan dan ujung tombak transformasi digital di Indonesia Timur. Literasi keuangan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar untuk menghadapi ekosistem keuangan yang terus berkembang,” ujar Hasan saat acara Digital Financial Literacy (DFL) di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Papua Barat, Minggu, 1 Juni 2025.

Raja Ampat: Antara Konservasi atau Tambang Nikel? Mari Kita Urai!

Waspada Penipuan Digital, Literasi Kunci Utama!

Hasan melanjutkan, kehadiran teknologi canggih seperti blockchain, artificial intelligence (kecerdasan buatan), dan big data memang membawa segudang peluang, tapi juga tantangan baru dalam mengelola keuangan.

Ia juga tak lupa mengingatkan para mahasiswa untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan digital dan selalu waspada terhadap potensi penipuan di era layanan keuangan berbasis teknologi ini.

Hasan menggarisbawahi, saat ini angka penipuan di keuangan digital masih tinggi karena literasi keuangan masyarakat Indonesia juga masih tergolong rendah.

Data dari Indonesia Anti Scam Center (IASC) per Maret 2025 mencatat hampir 80 ribu laporan penipuan keuangan dengan kerugian mencapai Rp1,7 triliun. Angka yang bikin miris, ya.

“Oleh karena itu, pemahaman mengenai legalitas, logika investasi, dan risiko harus menjadi dasar masyarakat sebelum memilih produk keuangan digital,” tegasnya.

Untung Taruno Wicaksono : Disdik Banten Bikin Kader IMM Tangerang Naik Pitam!

Jadi, peran Gen Z di sini sangat vital untuk menyebarkan “virus” melek finansial digital. Sudah siapkah kamu jadi bagian dari perubahan ini?

Facebook Comments Box