Mustikatimes.com – Puisi berjudul Nikel dan Surga Negeri ku karya F. Efendi Fajar W.
Dulu, lautku bening seperti kristal
Pantai berbisik lembut pada senja
Karang menari, ikan – ikan melukis warna
di dasar surga yang tak tertulis kata
Pariwisata tumbuh di pelukan ombak
Perahu nelayan dan turis berjejak
Dugong menari di antara lamun
Penyu bertelur di pasir yang tenang dan sunyi
Tapi kini, nikel datang menggertak
dengan rakus ia membuka tanah dan bukit,
limbahnya mengalir entah kemana,
mewarnai lautku menjadi kumuh dan pahit
Ikan – ikan m atai, karang – karang membisu
penyu tak kembali di pasir itu
Destinasi indah berubah muram,
wisata hancur, hanya tinggal dendam
Anak – anak kehilangan tempat bermain,
Nelayan pulang dengan jala kosong dan
Angin laut tak lagi ramah,
ia kini menyimpan luka yang dalam
Wahai pemerintah yang duduk di istana
dengarlah jerit dan rintan dari pesesir dan samudra
jangan biarkan nikel merenggut seluruh nyawa
dari laut yang memberi makan, cinta
Kami tak menolak kemajuan
tapi bukan dengan mengorbankan kehidupan
Tegakkan hukum, awasi ijin dan batas,
agar bumi ini tetap menjadi warisan
bukan puing yang lepas
Nikel bisa membawa berkah,
tapi jangan biarkan ia menjadi musibah
Surga di negeriku butuh perlindungan
bukan pembiaran dan pengkhianatan.
Komentar