Mustikatimes.com – Pepatah lama mengatakan, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Ungkapan itu seolah menggambarkan dengan tepat kisah hidup Asma Tanjung binti Muhammad Khatib Sulaiman, seorang penjual sate asal Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal yang tahun ini akan menunaikan ibadah haji di usia 78 tahun.
Niat itu telah ia semai sejak 55 tahun silam dan terus ia jaga meski hidup dalam keterbatasan sebagai pedagang kaki lima di Pasar Baru Panyabungan sejak tahun 1970, sebagaimana ia ceritakan kepada Humas Kemenag, Senin (5/5/2025).
Sebagai seorang Muslimah, Asma menyimpan kerinduan mendalam untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci dan menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Sejak awal pernikahannya, ia dan sang suami bertekad menunaikan ibadah haji bersama. Namun, keterbatasan ekonomi membuat cita-cita itu terasa jauh dari jangkauan.
Hari demi hari ia lewati dengan berjualan sate. Setiap tusuk yang terjual menjadi bagian dari perjuangan panjang yang dijalani dalam diam dengan sabar, tekun, dan penuh harap. Meski penghasilan terbatas dan kebutuhan keluarga terus bertambah, Asma tak pernah berhenti menabung, bahkan dalam bentuk koin receh sekalipun.
Tak jarang, saat malam tiba dan pasar telah sepi, ia duduk merenung. Ia tahu jalan masih panjang, tapi hatinya tak pernah goyah. Keinginan itu ia rawat bersama suami, hingga akhirnya sang suami wafat pada 2009. Meski diliputi duka, Asma terus melanjutkan perjuangan mereka.
Tiga tahun berselang, tepatnya pada 2012, Asma mendaftarkan tabungan hajinya yang pertama. Perlu waktu 32 tahun hanya untuk bisa mencapai titik itu. Namun ia tak pernah mengeluh. Baginya, setiap rupiah yang terkumpul adalah simbol cinta, keteguhan hati, dan keikhlasan dalam beribadah.
Dan kini, doa dan ketekunannya dijawab. Setelah 55 tahun menabung, Asma Tanjung akhirnya terdaftar sebagai calon jemaah haji dan tergabung dalam Kloter 05 Embarkasi Medan (KNO-05). Ia berangkat ke Tanah Suci pada 5 Mei 2025, bersama ratusan jemaah lainnya dari Masjid Agung Nur Ala Nur Aek Godang, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan.
Kisah Asma Tanjung menjadi bukti nyata bahwa impian, sekecil apa pun peluangnya, dapat terwujud bila disertai niat tulus, kemauan kuat, dan usaha tanpa henti. Dari lapak sederhana di pasar, perempuan tangguh ini kini melangkah menuju Baitullah, buah manis dari keteguhan dan kesabaran yang tak pernah surut.
Semoga kisah Ibu Asma menginspirasi kita semua untuk terus berharap, berusaha, dan percaya bahwa tidak ada yang mustahil selama kita bersandar kepada-Nya.