Beranda » Mustika » Lagu Indonesia Raya Berkumandang Sebelum Kemerdekaan Dengan Judul Indonesia Raja

Lagu Indonesia Raya Berkumandang Sebelum Kemerdekaan Dengan Judul Indonesia Raja

mustikatimes.com- Walau berbeda-beda lagu kita tatap sama, Indonesia Raya! Tapi, pernahkah bertanya-tanya, kenapa lagu kebangsaan “Indonesia Raya” sudah sering kita dengar jauh sebelum Indonesia merdeka?

Ternyata, jawabannya cukup mengejutkan: lagu ini sudah berkumandang 17 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan!

WR. Supratman dan Kelahiran “Indonesia Raya”

Lagu “Indonesia Raya” pertama kali justru diperkenalkan dan dinyanyikan pada acara Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928. Saat itu, sang pencipta lagu “Indonesia Raya”, Wage Rudolf Supratman (atau lebih dikenal WR. Supratman), secara heroik memperkenalkan lagu kebangsaan ini kepada publik.

Adapun tujuannya jelas: sebagai persiapan dan pemicu semangat menuju Kemerdekaan Indonesia. Alhasil, momen ini menjadi tonggak sejarah penting  sebagai simbol persatuan dan perjuangan bangsa.

Naskah Asli dan Ejaan Lama “Indonesia Raja”

Menariknya, menurut data dari Perpustakaan Leiden di Belanda, di mana naskah asli lagu ini tersimpan (dan sayangnya tidak dimiliki Indonesia), lirik aslinya ditulis pada tahun 1928. Bahkan, judulnya saat itu menggunakan ejaan lama: “Indonesia Raja”.

Jaminan Cuan! Intip Jurusan Kuliah Paling Gacor Dengan Gaji Ngeri

Berikut adalah lirik asli “Indonesia Raja” (1928) yang menjadi cikal bakal lagu kebangsaan kita:

INDONESIA RAJA (1928)

(Stanza I)

Indonesia, tanah airkoe,

Tanah toempah darahkoe,

Elon Musk Minggir! Pesaing Starlink Kini Sudah Muali Menjamur

Disanalah akoe berdiri,

Mendjaga Pandoe Iboekoe.

Indonesia kebangsaankoe,

Kebangsaan tanah airkoe,

Marilah kita berseroe:

Oman & UEA Surati AFC: Kok Belum Jelas Siapa Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?

“Indonesia Bersatoe”.

Hidoeplah tanahkoe,

Hidoeplah neg’rikoe,

Bangsakoe, djiwakoe, semoea,

Bangoenlah rajatnja,

Bangoenlah badannja,1

Oentoek Indonesia Raja.

(Stanza II)

Indonesia, tanah jang moelia,

Tanah kita jang kaja,

Disanalah akoe hidoep,

Oentoek s’lama-lamanja.

Indonesia, tanah2 poesaka,

Poesaka kita semoea,

Marilah kita mendoa:

“Indonesia Bahagia”.

Soeboerlah tanahnja,

Soeboerlah djiwanja,

Bangsanja, rajatnja, semoeanja,

Sedarlah hatinja,

Sedarlah boedinja,

Oentoek Indonesia3 Raja.

(Stanza III)

Indonesia, tanah jang soetji,

Bagi kita disini,

Disanalah kita berdiri,

Mendjaga Iboe sedjati.

Indonesia, tanah berseri,4

Tanah jang terkoetjintai,

Marilah kita berdjandji:

“Indonesia Bersatoe”

S’lamatlah rajatnja,

S’lamatlah poet’ranja,

Poelaoenja, laoetnja, semoea,

Madjoelah neg’rinja,

Madjoelah Pandoenja,5

Oentoek Indonesia Raja.

(Refrain)

Indones’, Indones’,

Moelia, Moelia,

Tanahkoe, neg’rikoe jang koetjinta.

Indones’, Indones’,

Moelia, Moelia,

Hidoeplah Indonesia6 Raja.

Jejak Sejarah “Indonesia Raya” yang Tak Lekang Waktu

Secara keseluruhan, perjalanan lagu “Indonesia Raya” dari Sumpah Pemuda hingga menjadi lagu kebangsaan resmi saat proklamasi kemerdekaan menunjukkan betapa dalamnya akar nasionalisme yang sudah tumbuh di hati para pejuang.

Di samping itu, keberadaan naskah asli di luar negeri juga menambah dimensi sejarah yang perlu kita pahami.

Oleh karena itu, mempelajari sejarah “Indonesia Raya” ini mengingatkan kita akan semangat juang para pahlawan dan pentingnya persatuan bangsa.

Maka dari itu, mari kita terus lestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam lagu kebangsaan kita. Bagaimanapun juga, pemahaman mendalam tentang sejarah lagu ini sangat vital untuk generasi mendatang.

Facebook Comments Box