mustikatimes.com– Kabar duka menyelimuti Jalur Gaza saat umat Muslim rayakan Tahun Baru Islam, Jumat (27/6/2025). Militer Israel menyerang warga Palestina yang bertahan di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 14 orang.
Media internasional melaporkan 14 korban tewas berada di wilayah utara Gaza. Peristiwa ini memperpanjang daftar korban di wilayah konflik tersebut.
Gelombang Serangan Menerjang Krisis Bantuan Kemanusiaan
Sebelum insiden terbaru ini, berbagai lembaga melaporkan pasukan Israel menembak mati puluhan orang saat mereka menunggu bantuan di wilayah Palestina. Insiden ini memicu kecaman keras dari kelompok hak asasi manusia dan badan-badan PBB terhadap sistem distribusi makanan di sana.
Sumber-sumber medis di Gaza menyatakan tembakan Israel menewaskan 21 orang dan melukai sekitar 150 orang di dekat titik bantuan di Gaza tengah pada Selasa pagi. Selain itu, insiden terpisah di Gaza selatan merenggut nyawa 25 orang lainnya.
“Setiap hari kami menghadapi skenario ini: korban tewas, luka-luka, dalam jumlah tak tertahankan,” kata seorang paramedis Gaza. “Rumah sakit tidak dapat menampung jumlah korban yang datang,” ia menambahkan.
Distribusi Bantuan Disorot di Tengah Ancaman Kelaparan Ekstrem
Tekanan juga meningkat pada organisasi bantuan swasta, yang beberapa pihak sebut dukungan Amerika Serikat dan Israel. Organisasi ini memulai operasi di wilayah Palestina pada akhir Mei, menggantikan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perwakilan PBB menyebut sistem tersebut “kekejian”.
Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB mengecam “persenjataan pangan” di Gaza. Israel memblokir semua pasokan dari awal Maret hingga akhir Mei, dan terus memberlakukan pembatasan. Kelompok hak asasi manusia mencatat perkembangan ini.
Konflik Berlanjut, Upaya Gencatan Senjata Terhambat
Israel telah melancarkan perang di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Upaya gencatan senjata yang berbagai pihak pimpin, termasuk Amerika Serikat, berulang kali menemui jalan buntu.
Juru bicara militer Israel melaporkan pasukannya diserang di kota Khan Younis, Gaza selatan. Angkatan darat beroperasi secara berkala di sana sepanjang sebagian besar perang.
“Helikopter dan pasukan penyelamat kami kirim ke lokasi kejadian. Mereka berupaya menyelamatkan para pejuang, namun gagal,” katanya.
Militer Israel menyebut insiden terpisah di Khan Younis melukai parah satu tentara lainnya. Mereka tidak memberikan keterangan lebih lanjut. Sementara itu, Hamas mengklaim melalui saluran komunikasinya menyergap tentara Israel yang berlindung di dalam sebuah bangunan tempat tinggal.
Sejak perang dimulai, Israel telah kehilangan lebih dari 860 tentara, termasuk lebih dari 400 selama pertempuran di Gaza.
Serangan awal Hamas pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang lainnya. Sekitar 50 sandera masih dalam penawanan, dan diyakini setidaknya 20 di antaranya masih hidup.
Warga Palestina sendiri mendesak gencatan senjata penuh demi mengakhiri penderitaan mereka.
Komentar