Tangerang, mustikatimes.com– Paguyuban Warga Klaten (PWK) merayakan hari jadi yang ke-7 dengan beragam kegiatan. Mulai dari pemberian penghargaan, seminar UMKM, hingga pagelaran budaya hadir untuk mengapresiasi warga sekaligus mempererat silaturahmi.
Ketua PWK, Suprianto, menegaskan bahwa salah satu agenda utama yaitu Klaten Award, penghargaan yang diberikan kepada warga Klaten berprestasi.
Tahun ini, PWK menyerahkan penghargaan kepada dr. Nugrayu Dewardhani, karena konsisten memberikan penyuluhan gizi hingga ke kampung-kampung.
“Beliau tidak hanya menyampaikan sosialisasi gizi, tapi juga membantu langsung masyarakat yang membutuhkan. Bahkan, kalau ada pasien kesulitan, beliau rela mengeluarkan uang pribadi,” ujar Suprianto.
PWK Dorong UMKM Masuk Dunia Digital
Dalam rangkaian perayaan, PWK menggelar seminar untuk membekali pelaku UMKM menghadapi era digital. Suprianto menekankan bahwa digitalisasi menjadi kunci agar usaha kecil tetap bertahan di tengah perubahan pola belanja masyarakat.
“Kalau dulu orang jualan cukup offline, sekarang mereka harus mulai masuk ke online. Caranya bisa lewat media sosial, live streaming, atau memanfaatkan AI untuk membuat konten,” jelasnya.
Ia menilai tren belanja masyarakat sudah banyak bergeser ke platform daring. Pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan semakin sepi, sedangkan transaksi online semakin meningkat.
Wayang Kulit Tutup Perayaan
PWK menutup hari jadinya yang ke-7 dengan pagelaran wayang kulit di Lapangan Universitas Tangerang Raya (Untara), Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, pada 24 Agustus 2025.
Pagelaran budaya itu menjadi simbol upaya PWK dalam merawat tradisi. Ki Dalang Mulyonovl di Purwo Wijoyo membawakan lakon Bima Musrid yang sarat pesan moral untuk masyarakat.
“Wayang kulit ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga media penyampai pesan. Kami ingin masyarakat bisa meneladani nilai-nilai kebaikan dari seni perwayangan,” kata Suprianto.
Harapan ke Depan
Suprianto berharap PWK semakin solid, baik untuk warga Klaten di kampung halaman maupun di perantauan.
“Harapan kami, warga Klaten bisa bersatu dan saling membantu. Yang besar menolong yang kecil, yang kecil mendorong yang besar. Dengan begitu, tercipta simbiosis mutualis,” ucapnya.
PWK saat ini sudah berkembang ke 20 provinsi di Indonesia dan juga merambah ke luar negeri. “Kami ingin PWK menjadi ajang silaturahmi warga Klaten di mana pun berada,” tutupnya.