Budaya Sosial Opini
Beranda » Mustika » Digitalisasi dari Desa: Gerakan Libur Ceria Mahasiswa KKN di Parung

Digitalisasi dari Desa: Gerakan Libur Ceria Mahasiswa KKN di Parung

Awaldi Agung Nugroho menjelaskan mengenai program kerja KKN. (Sumber : Humas KKN)

JAKARTA, mustikatimes.com— Kuliah Kerja Nyata (KKN) bukan sekadar kewajiban kampus, tapi bentuk nyata kepedulian mahasiswa pada masyarakat. Bagi mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta, kegiatan ini adalah jembatan antara dunia akademik dan kehidupan sosial di lapangan.

Tahun ini, Kelompok 3 RASIO memilih Desa Waru, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, sebagai lokasi pengabdian. Sebuah pilihan yang menantang, tapi penuh peluang.

Dengan mengusung tema “LIBUR CERIA: Membangun Digitalisasi Masyarakat Desa Waru”, para mahasiswa hadir membawa semangat baru: menjembatani kesenjangan digital antara kota dan desa. Mereka ingin membantu warga Waru agar lebih melek teknologi dan mampu memanfaatkan dunia digital untuk mendukung kehidupan dan usaha sehari-hari.

Boikot dan Tamparan: Ketika Media dan Pendidikan Jadi Sorotan Publik

Ketua Kelompok 3, Awaldi Agung Nugroho, menjelaskan, “Kami datang untuk membantu masyarakat menembus kebuntuan yang ada. Di era digital ini, masyarakat desa juga harus bisa berpikir kreatif dan mengikuti perkembangan zaman.” Jelas Awaldi.

Waru: Desa Potensial yang Belum Tersentuh Digital

Desa Waru sebenarnya menyimpan potensi besar, terutama dari sektor pertanian dan pangan lokal seperti singkong. Namun sayangnya, potensi ini belum terkelola maksimal. Banyak pelaku UMKM yang belum mengenal atau memanfaatkan platform digital seperti Shopee, TikTok, atau WhatsApp Business untuk memasarkan produknya.

Seorang tokoh desa mengatakan, “Ladang singkong kami luas, tapi pengelolaannya masih sederhana. Promosinya juga minim, jadi penjualannya terbatas.” Potret ini menjadi alasan kuat bagi mahasiswa KKN untuk turun tangan.

Membingkai Kebebasan Berpendapat dalam Kampanye Publik

Program Kerja: Dari Literasi Digital sampai Kerja Bakti

Selama satu bulan, Kelompok 3 RASIO melaksanakan berbagai program yang fokus pada pendidikan digital, penguatan UMKM, dan peningkatan fasilitas informasi desa.

Program utama yang dijalankan:

  • Workshop UMKM Digital Finance: Mengajarkan cara membuat laporan keuangan digital dan strategi branding produk lewat platform e-commerce. Tujuannya, agar pelaku UMKM bisa menaikkan omzet hanya dengan memanfaatkan gawai.
  • Pembuatan Sign System (Petunjuk Arah): Membantu desa membuat sistem petunjuk arah yang memudahkan akses bagi masyarakat maupun pengunjung.

Program pendukung:

Mendunia! Buku Mahasiswa Cendekia Kota Tangerang Terdaftar di Perpustakaan Nasional Australia

  • Fun Class Kreatif: Kelas ringan untuk anak muda desa agar lebih tertarik pada dunia seni dan kreativitas digital.
  • Kerja Bakti Kolaboratif: Gotong royong membersihkan lingkungan dan fasilitas umum seperti masjid—membangun kebersamaan sekaligus menjaga kebersihan.

Antusiasme Masyarakat dan Refleksi Mahasiswa

Kehadiran mahasiswa ITB AD Jakarta disambut dengan hangat oleh warga Desa Waru. Banyak pelaku UMKM, karang taruna, hingga perangkat desa ikut aktif dalam kegiatan ini. Antusiasme itu menjadi bukti bahwa semangat belajar dan berkolaborasi di Waru sangat tinggi.

Bagi para mahasiswa, KKN ini bukan hanya pengabdian, tapi juga laboratorium sosial. Mereka belajar bagaimana berkomunikasi lintas generasi, mengelola program dengan sumber daya terbatas, dan melihat langsung bagaimana teknologi bisa membawa perubahan nyata.

Menanam Jejak, Menuai Harapan

Kegiatan KKN Kelompok 3 RASIO menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara kampus dan masyarakat bisa menghasilkan dampak positif. Harapannya, program ini tidak berhenti ketika mahasiswa pulang, tapi terus berkembang bersama Pemerintah Desa Waru.

Ridwan Ketua Karang Taruna Desa Waru menegaskan, “Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta membawa semangat baru dan pengetahuan digital yang sangat berguna. Kami jadi lebih termotivasi untuk melanjutkan program-program positif di desa.” Tegas Ridwan.

Kini, “Libur Ceria” bukan sekadar slogan, melainkan semangat baru yang menggerakkan warga Waru menuju desa yang lebih cerdas digital, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Artikel Terkait