Beranda » Mustika » Dari Kandang ke Ibu Kota: Kisah Miliaran Rupiah Berputar di Tangan Para Penjual Hewan Kurban Jakarta

Dari Kandang ke Ibu Kota: Kisah Miliaran Rupiah Berputar di Tangan Para Penjual Hewan Kurban Jakarta

Jakarta, mustikatimes.com – Idul Adha segera tiba di Jakarta. Di balik ibadah kurban, sebuah mesin ekonomi raksasa bergerak. Para peternak dan penjual hewan kurban sibuk memastikan pasokan aman. (1/6/25).

Mereka menggerakkan perputaran miliaran, bahkan triliunan rupiah yang tersembunyi. Mereka bukan hanya pedagang, tapi juga penopang utama berkah Idul Adha di ibu kota.

Perjalanan Jauh Hewan Kurban: Dari Kandang Sampai Siap Ibadah

Hewan-hewan kurban di Jakarta tak muncul begitu saja. Persiapan dimulai jauh sebelum takbir berkumandang. Mereka datang dari berbagai daerah. Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB) mengirimkan hewan-hewan ini. Perjalanan panjang mereka lalui demi memenuhi kebutuhan warga ibu kota.

“Sejak enam bulan lalu, kami siapkan pakan khusus dan vitamin,” ujar Pak Budi, supplier hewan kurban besar di Jakarta Timur. Ia sudah 8 tahun berbisnis. “Perawatan ekstra ini wajib. Hewan harus sampai ke pembeli dalam kondisi prima.” Tambahnya.

Perjalanan dari kandang ke Jakarta punya banyak tantangan. Logistiknya kompleks. Biaya transportasi tidak sedikit. Mereka juga harus menjaga kesehatan hewan selama berhari-hari.

Raja Ampat: Antara Konservasi atau Tambang Nikel? Mari Kita Urai!

“Sapi-sapi ini butuh istirahat dan makan teratur di jalan,” tambah Pak Budi.

Bursa Hewan Kurban Jakarta: Transaksi Miliaran di Tengah Kota

Mendekati Idul Adha, sentra penjualan hewan kurban Jakarta ramai pembeli. Area seperti Lenteng Agung atau tenda musiman dipadati pengunjung. Suasana di sana sangat hidup. Proses tawar-menawar terjadi. Berbagai jenis hewan tersedia. Ada sapi limosin, simental, hingga beragam jenis kambing dan domba.

“Harga sapi bervariasi. Mulai dari Rp25 juta sampai tembus Rp100 juta lebih untuk ukuran super,” jelas Haji Mamat.

Pemilik Kandang Kurban Barokah, supplier besar berpengalaman mengungkapkan rincian mendetail tetang hewan kurban.

“Kalau kambing, harganya dari Rp3 juta sampai Rp8 juta. Itu tergantung jenis dan bobotnya.”

Drama Industri Rokok Indonesia, Asap Bisnis dan Kabut Kebijakan

Haji Mamat sangat optimis untuk Idul Adha tahun ini. “Kami targetkan jual 500 ekor sapi dan 1.000 kambing. Omzetnya bisa mencapai belasan miliar rupiah,” katanya sambil tersenyum lebar. Angka ini menunjukkan besarnya perputaran uang dari satu supplier.

Tren pembelian juga sedikit berubah. “Banyak yang kurban online atau patungan lewat aplikasi sekarang. Tapi, banyak juga yang tetap datang langsung melihat hewannya,” tambah Haji Mamat. Ini menunjukkan adaptasi bisnis tradisional dengan era digital.

Efek Domino Ekonomi Kurban: Gerakkan Ratusan Pekerja dan UMKM Lokal

Perputaran uang di sektor kurban tak hanya menguntungkan peternak atau supplier. Bisnis ini punya efek domino. Ini menghidupkan banyak sektor lain. Ada penjual pakan ternak, jasa angkut hewan, hingga penyedia bumbu masak. UMKM pengolah daging juga ikut merasakan berkahnya.

“Musim Idul Adha ini, kami rekrut puluhan pekerja musiman tambahan. Mereka bantu jaga kandang, mandikan hewan, sampai packing,” ujar Pak Budi.

Para tukang jagal musiman juga menikmati lonjakan penghasilan. UMKM kuliner lokal bahkan kebanjiran orderan bumbu atau jasa olahan daging kurban.

QRIS: Revolusi Pembayaran Digital Indonesia Bikin Geger Dunia

Momen Idul Adha jadi berkah bagi banyak pihak. Tidak hanya bagi pekurban dan penerima, tapi juga seluruh rantai ekonomi di belakangnya.

Harapan para peternak dan supplier pun sederhana. Mereka ingin ibadah kurban berjalan lancar, berkah tersampaikan, dan roda ekonomi terus berputar.

Dari kandang hingga meja makan warga Jakarta, Idul Adha mengukir kisah perputaran ekonomi luar biasa. Ada keringat dan harapan para penopang di balik setiap hewan kurban.

Para penjual hewan kurban memastikan berkah ini tersampaikan. Idul Adha pun menjadi momen spiritual dan penggerak roda ekonomi nyata bagi banyak orang.

Facebook Comments Box