Beranda » Mustika » Boaz Solossa: Patah Akan Tumbuh, Yang Tumbuh Jadi Tangguh

Boaz Solossa: Patah Akan Tumbuh, Yang Tumbuh Jadi Tangguh

Jakarta, mustikatimes.com– Dari tanah Papua yang melahirkan Cenderawasih, lahir pula burung yang tak bisa dikurung, Boaz Solossa. Ia terbang liar, mencabik jala gawang lawan. (15/6/25).

Boaz bukan sekadar pemain bola; dia adalah badai dari timur, sebuah vonis untuk pertahanan lawan.

Tahun 2004, angin Kaimana menerbangkan Boaz ke garis depan sepak bola. Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Palembang, Papua tidak sekadar juara, mereka melahirkan seorang pemburu baru.

Meskipun Boaz belum berbaju klub profesional, Timnas Indonesia sudah mencium bakatnya. Piala AFF menjadi hutan perburuannya, dan dia mulai berburu. Dia mencetak empat gol, membuat barisan belakang lawan patah seperti ranting kering.

Garuda terbang tinggi, namun Singapura mematahkan sayapnya. Boaz pulang tanpa mahkota, tetapi Persipura tidak mencari raja; mereka menemukan mutiara yang siap bersinar di tanah Jayapura.

Untung Taruno Wicaksono : Disdik Banten Bikin Kader IMM Tangerang Naik Pitam!

Mutiara Hitam Abadi: Kontribusi Tak Terbantahkan Boaz di Persipura

Boaz tidak membutuhkan adaptasi. Debutnya langsung menciptakan sensasi. Pada 2005, Persija Jakarta mencoba menyegel pintu juara, namun Boaz datang membawa linggis. Satu golnya membongkar jalan bagi Persipura menuju gelar.

Bahkan saat Liga Super Indonesia (ISL) datang, dia tetap tajam, tiga kali membawa Mutiara Hitam ke puncak juara. Boaz lebih dari sekadar nyala; dia merupakan bara dari Jayawijaya, yang makin tinggi makin menyala.

Pada 2017, namanya terukir abadi dalam daftar 50 pesepak bola terbaik Asia.

Perjuangan Melawan Badai Cedera dan Tuduhan: Jiwa Nasionalis Boaz

Namun, tidak semua sinar memiliki langit yang cerah. Alamnya surgawi, tapi jalannya penuh duri. Boaz mengalami cedera parah tiga kali: pada 2007, kakinya patah, dan pada 2011, tekel brutal menghajarnya. Orang bahkan menuduhnya tidak nasionalis hanya karena menolak Piala AFF 2010.

Boaz Solossa jatuh bangun untuk Timnas Indonesia. Siapa yang masih berani bilang Boaz tidak totalitas? Boaz tetaplah buas.

Perjalanan Bintang/Sofyan Terhenti di Final BPT China

Dia bukan legenda karena cerita orang, tapi berkat aksi yang membuktikan: yang patah akan tumbuh, dan yang tumbuh menjadi tangguh.

Warisan Abadi Sang Pemburu Gol Indonesia

Boaz Solossa bukan cuma legenda; namanya sudah menjadi hukum kekal di sepak bola Indonesia. Dia melambangkan ketangguhan, dedikasi, dan talenta murni yang terus menginspirasi.

Facebook Comments Box