mustikatimes.com – Bencana banjir bandang yang melanda wilayah tengah Texas telah menimbulkan duka mendalam, merenggut nyawa sedikitnya 43 orang, termasuk 15 anak-anak.
Sejumlah besar warga masih belum ditemukan, dan petugas darurat terus melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan.
Tragedi ini disebut sebagai salah satu peristiwa banjir terburuk yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Curah hujan ekstrem yang terjadi selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan meluapnya sungai-sungai dan anak-anak sungai, memicu banjir bandang yang datang secara tiba-tiba dan menghanyutkan apa pun yang dilewatinya. Banyak rumah dan infrastruktur rusak parah, serta memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Air bah tiba dengan cepat usai hujan deras mengguyur kawasan sekitar Sungai Guadalupe, sekitar 137 kilometer dari San Antonio. Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, permukaan air sungai naik drastis hingga mencapai 8,8 meter.
“Kami tahu potensi banjir ada, tetapi tak ada yang membayangkan skalanya akan sebesar ini,” kata Rob Kelly, hakim wilayah Kerr, dikutip Reuters, Minggu, (6/7/2025) 2025.
Tim penyelamat gabungan dari otoritas lokal dan federal terus melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di area yang paling terdampak, meskipun kondisi masih sulit akibat genangan air yang tinggi dan lumpur tebal. Pihak berwenang setempat mengimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi evakuasi, karena ancaman banjir susulan masih ada.
Pemerintah negara bagian Texas telah menyatakan status darurat di beberapa wilayah dan meminta bantuan federal untuk penanganan bencana serta upaya pemulihan pasca-banjir.
Gubernur Texas Greg Abbott telah meminta Presiden Donald Trump untuk segera menyetujui status bencana federal agar bantuan darurat bisa segera disalurkan.
Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kristi Noem, menyatakan bahwa permintaan tersebut akan dikabulkan. Trump sendiri menyampaikan belasungkawa melalui media sosial.
“Saya dan Melania mendoakan seluruh korban. Petugas penyelamat kami bekerja tanpa henti.”
Kerusakan besar terlihat di berbagai penjuru kota rumah-rumah rata oleh arus, kendaraan terendam, dan puing-puing memenuhi aliran sungai. Upaya penyelamatan dan pemulihan masih jauh dari selesai.
Insiden ini menjadi pengingat pahit akan dampak perubahan iklim dan pentingnya sistem peringatan dini bencana yang lebih efektif.
Komentar