Berita Mancanegara Suara Warga
Beranda » Mustika » Alih Wahana Novel ‘Perburuan’ Pramoedya Ananta Toer

Alih Wahana Novel ‘Perburuan’ Pramoedya Ananta Toer

annisa f

Blora, mustikatimes.com –  Sebuah cahaya sorot yang kuat membelah kegelapan, menerangi dua sosok di tengah panggung. Di belakang mereka, ornamen kayu ukir yang megah dan sebuah lampu gantung kristal yang mewah menciptakan suasana klasik nan berwibawa.

Potret ini bukan sekadar tangkapan momen biasa, melainkan sebuah jendela yang membuka pandangan ke dalam pementasan teater yang diadaptasi dari salah satu karya monumental sastrawan legendaris Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, yaitu novel Perburuan.

Pergelaran “Perburuan Pramoedya dari Blora ke Jakarta” adalah cerapan atas novel “Perburuan” (1949) karya Pramoedya Ananta Toer.

Kekayaan Puan Maharani: Menilik Kesenjangan Ekonomi di Kursi DPR

Pergelaran ini diinisiasi oleh Landung Simatupang bersama Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSNB) @nusantarabaca.id dengan disokong oleh berbagai pihak meliputi dukungan Dana Indonesiana Kemenbud @kemenkebud, serta dukungan dari Rumah Literasi Blora (RuLi) @literasiblora, Dinporabudpar Kab. Blora @dinporabudparblora, dan Dewan Kebudayaan Blora @dewan_kebudayaan_blora.

Novel Perburuan sendiri adalah karya yang penuh dengan ketegangan dan nuansa sejarah. Mengambil latar belakang peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Pramoedya menggambarkan perjuangan dan perburuan seorang tokoh pemberontak.

Menerjemahkan narasi yang kuat dan karakter yang kompleks ini ke dalam media teater bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, foto ini menunjukkan bahwa para seniman panggung berhasil menciptakan kembali atmosfer tersebut dengan gemilang.

Film Merah Putih: One For All Tuai Kritik Keras Sebelum Tayang

Pementasan teater alih wahana seperti ini memiliki peran penting dalam melestarikan dan memperkenalkan karya-karya sastra Indonesia kepada generasi baru.

Lebih dari sekadar hiburan, ia adalah sebuah interpretasi visual yang hidup dari teks tertulis. Melalui dialog yang diucapkan, gerakan tubuh yang ekspresif, dan tata panggung yang menawan, penonton tidak hanya membaca Perburuan, tetapi juga merasakannya.

Disajikan dengan pertunjukan parikan dan iringan gamelan dari saptawidya siswa – siswa SMA Negeri 2 Blora yang diketahui memenagkan juara setingkat Jawa Tengah.

Merah Putih One For All, Film Animasi Baru yang Siap Sambut HUT ke-80 RI

Setelah diawali dengan sambutan – sambutan, kemudian dilanjutkan dengan teater. Lalu, acara ditutup dengan dialog mengenai kritik dan saran teater yang tekah berlangsung.

Kritik dan Saran pasti ada dengan banyaknya cobaan sebelum pertunjukan, mulai dari pemindahan venue, pengambilan beberapa adegan, pengiringan.

Namun, untuk pementasan yang free terlebih untuk umum. Pementasan teater ini sangatlah memukau.

Foto ini menjadi bukti nyata bahwa anak muda juga semangat dalam menguri – uri budaya. Dimulai dari penonton yang tidak hanya ditonton oleh orangtua, tetapi anak muda mulai dari mahasiswa, remaja juga ikut meramaikan. Antusisme juga terlihat dari reservasi ayng penih h-3 pagelaran dihelat.

Semangat Pramoedya Ananta Toer terus hidup, tidak hanya di rak-rak buku, tetapi juga di atas panggung, di mana kisah-kisahnya kembali diceritakan, dirayakan, dan dihidupkan oleh para seniman yang berdedikasi.

Pementasan teater Perburuan ini adalah perayaan seni dan sastra, yang berhasil menyatukan masa lalu dan masa kini dalam sebuah pertunjukan yang penuh makna.

Musuh Hardo adalah tentara jepang, namun musuh kita di masa kini bisa jadi diburu pajak, pembungkaman, serta sistem yang ada.

Selamat merayakan HUT Kemerdekaan negara ini. Tetaplah berpihak pada kebenaran bukan mengabdi pada pengkhiantan. Menolak tunduk dan diam, karena diam adalah pengkhianatan. (lailichan)

Artikel Terkait