Beranda » Mustika » Aksi Crowd Surfing di Konser: Dari Ekspresi Bebas Hingga Jadi Tradisi. Bagaimana Awalnya?

Aksi Crowd Surfing di Konser: Dari Ekspresi Bebas Hingga Jadi Tradisi. Bagaimana Awalnya?

Mustikatimes.com Kamu pasti sering lihat pemandangan ini: di tengah konser musik yang ramai, tiba-tiba seseorang melompat dari panggung ke arah penonton. Mereka lalu diangkat dan diombang-ambingkan seperti ombak.

Atau mungkin, kamu pernah lihat penonton yang ikut “terbang” di atas kerumunan karena terlalu asyik menikmati musik. Nah, aksi itu dikenal sebagai stage diving atau crowd surfing.

Aksi ini sekarang sudah jadi semacam ritual wajib di banyak konser, terutama yang bergenre rock, punk, atau musik lain yang energik. Tapi, pernah enggak sih kamu bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang pertama kali melakukan aksi ekstrem ini? Yuk, kita cari tahu!

Latihan Pestapora 2025 di Kuala Lumpur: Pemanasan Menuju Festival Utama di Jakarta!

Siapa Pelopor Stage Diving?

Banyak orang mengira bahwa stage diving berasal dari budaya rock atau punk. Tapi, mencari siapa pelakunya yang pertama ternyata tidak mudah. Seperti mencari jejak di tengah keramaian konser.

Aksi penonton Latihan Pestapora di Stadion Bukit Jalil, Malaysia yang di ramaikan oleh musisi ternama dari indonesia. (Foto: Instagram @irwanswardhy)

Salah satu momen awal yang sering disebut terjadi pada konser The Rolling Stones di Belanda, tanggal 8 Agustus 1964. Uniknya, yang melompat dari panggung saat itu bukan Mick Jagger atau anggota band lain, tapi para penontonnya sendiri!

Waktu itu, belum ada istilah khusus seperti “stage diving.” Penonton hanya berekspresi sebebas mungkin. Suasana konser sangat meriah hingga polisi harus berjaga di sekitar panggung.

The Panturas Rilis Maxi-Single Sebelum Guncang Fuji Rock Jepang

Sedangkan istilah “stage diving” baru tercatat pertama kali digunakan dalam sebuah majalah musik rock pada bulan Agustus 1985. Jadi meskipun aksinya sudah ada sejak lama, namanya baru populer belakangan.

Artikel Terkait