Beranda » Mustika » King Gizzard Hapus Musik dari Spotify, Protes Investasi Daniel Ek di Drone Militer

King Gizzard Hapus Musik dari Spotify, Protes Investasi Daniel Ek di Drone Militer

Mustikatimes.com- King Gizzard & the Lizard Wizard, band rock asal Australia, menarik seluruh katalog musik mereka dari Spotify. Langkah ini mereka ambil karena band ini memprotes keputusan CEO Spotify, Daniel Ek, yang berinvestasi di perusahaan pengembang drone militer berbasis kecerdasan buatan (AI).

Kritik Terbuka untuk Daniel Ek

Melalui akun Instagram resmi band, King Gizzard menyuarakan ketidaksetujuan mereka. Mereka bahkan menyamakan Daniel Ek dengan “Dr. Evil,” karakter antagonis film Austin Powers. Jelas, ini menjadi sindiran tajam untuk keputusan investasinya.

“Kami baru saja menghapus musik kami dari platform,” tulis band tersebut dalam unggahan viral.

PC IMM Blora Gelar Darul Arqom Dasar (DAD) di SMK Muhammadiyah 2 Cepu

“Bisakah kita mendesak para musisi tekno seperti Dr. Evil untuk meningkatkan hasil mereka?”

Selain itu, mereka mengajak penggemar untuk meninggalkan Spotify: “Bergabunglah dengan kami di platform lain.”

Tetap Tayang di Platform Rusia

Menariknya, lagu-lagu King Gizzard masih tersedia di Yandex, platform streaming musik asal Rusia, meski demikian mereka menghapus musik dari Spotify. Yandex sendiri sebagian dimiliki negara dan tersedia di Rusia, Belarus, dan Kazakhstan. Namun, layanan ini dilarang di Ukraina karena beroperasi di wilayah pendudukan.

Desa Gedebeg Blora Sambut Hangat Mahasiswa KKN STAI Muhammadiyah

Oleh karena itu, ini memunculkan pertanyaan di kalangan penggemar dan pengamat industri: Apakah keputusan ini murni soal etika atau ada pertimbangan lain?

Boikot Musisi Semakin Meluas

King Gizzard bukan satu-satunya band yang melakukan aksi ini. Sebelumnya, grup musik alternatif seperti Xiu Xiu, Deerhoof, dan media musik Consequence mundur dari Spotify. Mereka melakukannya untuk memprotes investasi Daniel Ek.

Dengan demikian, langkah kolektif ini menandai babak baru dalam hubungan antara platform streaming musik dan para kreatornya. Spotify memang mendominasi pasar global, namun para musisi kini vokal menolak kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka.

Ironi di Pandeglang: Musik Dilarang, Sampah Disambut

Investasi Kontroversial Daniel Ek di Drone AI

Kritik terhadap Daniel Ek muncul setelah laporan Financial Times pada Juni 2025. Laporan itu mengungkap CEO Spotify mengucurkan dana 600 juta euro ke Helsing, perusahaan pertahanan asal Jerman.

Helsing sendiri mengembangkan drone militer bertenaga kecerdasan buatan. Perusahaan ini juga menyediakan teknologi itu untuk Ukraina.

Daniel Ek menyatakan keputusan ini demi masa depan keamanan Eropa. “Ada kesadaran kuat bahwa kecerdasan buatan, massa, dan otonomi mengendalikan medan perang baru ini,” ujar Daniel Ek.

“Kita tidak boleh meremehkan konsekuensinya.” Lanjutnya.

Meskipun menghadapi boikot, Ek menegaskan dirinya “100 persen yakin” investasi itu adalah langkah yang tepat.

Kesimpulan: Teknologi, Musik, dan Etika Berbenturan

Aksi King Gizzard jelas menunjukkan bahwa dunia musik kini tidak terpisahkan dari isu etika, teknologi, dan geopolitik. Keputusan menghapus lagu dari Spotify bukan hanya soal distribusi.

Lebih jauh lagi, ini juga pernyataan sikap terhadap perkembangan teknologi militer yang melibatkan AI. Pertanyaannya sekarang, apakah gelombang boikot ini akan terus bergulir dan mengguncang dominasi Spotify?

Ataukah para musisi akan mencari platform alternatif yang lebih selaras dengan nilai-nilai mereka?

Artikel Terkait