Beranda » Mustika » White Shoes & The Couples Company: Rahasia Windu & Defrina

White Shoes & The Couples Company: Rahasia Windu & Defrina

Mustikatimes.com- Halo, Mustika Mania! Kalian tahu White Shoes & The Couples Company (WSATCC), kan? Band ikonik yang musiknya selalu bikin hati adem ini punya kabar menarik.

Tepatnya, album perdana mereka yang self-titled itu sudah berusia 15 tahun lho! Dirilis tahun 2005, album ini sukses melahirkan hits seperti “Windu & Defrina” dan “Senandung Maaf”. Bisa dibilang, album ini sekarang jadi barang langka banget!

White Shoes And The Couples Company | shutterbeater

Jujur saja, kalau kamu menemukan CD atau kasetnya di pasaran, harganya pasti sudah “di luar nalar”. Pasalnya, album rilisan Aksara Records (RIP) ini memang belum pernah dirilis ulang. Bahkan, kamu juga belum bisa mendengarkannya lewat digital streaming provider karena belum diunggah.

Nah, daripada bingung cari di mana album legendaris ini, yuk simak dulu 7 fakta menarik seputar WSATCC yang MustikaTimes.com rangkum spesial buat kamu!

Kalender Jawa Juli 2025 dengan Weton dan Tanggal Hijriah, Cek di Sini!

 

1. Berawal dari Kisah Cinta dan Sejarah IKJ

Kisah White Shoes & The Couples Company dimulai di penghujung tahun 2002. Saat itu, Aprilia Apsari (Sari) dan Yusmario Farabi (Rio), dua mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ), menjalin cinta.

Seperti mahasiswa IKJ pada umumnya, mereka berdua sering nongkrong di kampus. Bahkan, sampai menginap karena harus menyelesaikan tugas yang menumpuk. Menariknya, di sela-sela waktu luang, mereka iseng membuat lagu.

Akhirnya, lahirlah dua lagu pertama: “Windu & Defrina” dan “Runaway Song”. Berbekal dua lagu itu, Rio dan Sari memberanikan diri tampil di acara kampus. Mereka mengajak teman bernama Saleh (Ale). Bertiga, mereka tampil dengan format satu vokal/biola dan dua gitar.

Joget Pacu Jalur Simbol Baru Diplomasi Budaya Indonesia di Era Digital

Proyek ini ternyata tidak berhenti sampai di situ. Rio malah ingin mengembangkan idenya menjadi sebuah kelompok akustik. Lalu, ia mengajak Ricky Surya Virgana (Ricky), pemain cello yang juga merangkap sebagai basis, serta Aprimela Prawidiyanti (Mela), violist yang piawai bermain piano dan keyboard.

Setelah sempat berjalan berlima dan menciptakan cukup banyak lagu, tiba-tiba muncul ide untuk menambah pemain drum. Setelah berdiskusi panjang lebar dan mencari ke sana-sini, John Navid, teman satu kampus mereka, akhirnya bergabung. Maka jadilah White Shoes & The Couples Company sebuah band dengan format sextet (enam personel).

2. Jadwal Padat Para Anggota Sebelum Bersatu

Sebelum bergabung dengan White Shoes, John, Mela, dan Ricky adalah individu yang sangat sibuk. Mereka sering diundang manggung oleh berbagai paduan suara dan orkestra. Faktanya, kesibukan inilah yang membuat proses pembentukan White Shoes membutuhkan waktu lumayan lama.

“Saya sempat kesulitan menghubungi Ricky dan Mela untuk mengajak bergabung. Begitu juga saat saya menghubungi John. Makanya, proses pembentukan White Shoes jadi cukup lama,” cerita Rio.

3. Terinspirasi “Zaman Radio”

Daftar Konten YouTube yang Tak Bisa Dimonetisasi Mulai 15 Juli 2025

Kalau kamu mendengarkan musik White Shoes, pasti akan sedikit bingung mencari tahu era musik mana yang sebenarnya mereka “ulik”. Tenang saja, tak perlu pusing! Sebab, band ini memang tidak memfokuskan diri pada era tertentu. Mereka sengaja melebarkan influence musiknya, mulai dari era ’40-an hingga ’70-an.

“Yang kami incar sebenarnya musik-musik era radio days. Saat TV masih barang mahal dan radio adalah satu-satunya sarana hiburan. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana kami membawakan musiknya. Bukan mencari tahu dari era apa kami membawakannya,” terang Ricky.

4. Kapan Ulang Tahun White Shoes? Ini Dia Rahasianya!

Pertanyaan tentang kapan ulang tahun White Shoes ternyata cukup menyulitkan bagi keenam personel band ini. Pasalnya, mereka tidak pernah menetapkan tanggal pasti kelahiran band. Setelah berdiskusi lumayan lama, mereka akhirnya menetapkan 23 November sebagai hari ulang tahun. Mengapa demikian? Karena pada tanggal tersebut di tahun 2003, band ini mendapat kesempatan tampil di West Pacific. Momen itu menjadi kali pertama band ini manggung di depan khalayak umum, bukan lagi di kampus.

5. Asal Muasal Outfit Khas White Shoes

WHITE SHOES & THE COUPLES COMPANY

Band White Shoes & The Couples Company saat tampil dalam acara The 2nd Music Gallery di Jakarta, Sabtu (10/3) malam. (Foto: Antara)

“Pada saat kami manggung di West Pacific itu, ide outfit ini muncul. Dulu sih, kami biasa saja kalau manggung. Pakai kaus dan jeans, jadi deh! Namun, saat pertama kali manggung di depan umum, barulah kami memikirkan image. Sebenarnya, tidak sengaja di-set jadi retro. Kami hanya menyesuaikan dengan musiknya saja. Alhasil, jadilah seperti ini,” terang Rio sambil tersenyum.

6. Kisah Unik di Balik Nama White Shoes & The Couples Company

Percaya atau tidak, nama ini ditemukan Rio dan Sari jauh sebelum bandnya terbentuk. Menurut mereka, hal ini disebabkan oleh kebiasaan anak-anak IKJ yang didorong tradisi membuat band bagi mahasiswa baru.

Tradisi ini kemudian memunculkan banyak band fiktif yang sudah terkenal namanya lewat stiker dan sablonan kaus, padahal musiknya belum diketahui.

“White Shoes dulunya adalah band fiktif juga. Sampai akhirnya, kami benar-benar terbentuk seperti sekarang,” jelas Sari.

Nama itu sendiri muncul karena di IKJ ada tren sepatu Converse putih pada pertengahan 2002. Tren ini terjadi karena ada diskon besar-besaran penjualan Converse putih di Lotus (salah satu pusat perbelanjaan di Jl. Thamrin). Akibatnya, banyak anak IKJ yang memakai sepatu putih.

“Saya lantas berpikir untuk menamakan band saya White Shoes. Karena semua orang pakai sepatu putih waktu itu. Tapi, karena kurang seru, akhirnya kami tambah nama The Couples Company. Idenya datang dari band Janis Joplin, Big Brother & the Holding Company. Kebetulan, saya suka band itu,” ungkap Rio.

7. “Windu & Defrina” Bukan Sekadar Fiksi!

Salah besar kalau kamu menganggap Windu & Defrina adalah tokoh fiksi. Menurut Sari dan Rio, pencipta lagu ini, dua orang itu memang ada. Kebetulan sekali, keduanya adalah teman mereka yang saat lagu ini tercipta, sedang berpacaran.

“Aslinya sih, lagu ini cuma buat olok-olok saja. Tapi, karena asyik, eh malah dibawakan terus,” kata Sari membuka rahasia.

Gimana, Mustika Mania? Makin kenal kan dengan White Shoes & The Couples Company? Siapa tahu mereka reissue album perdananya, jadi kamu bisa langsung streaming!

Artikel Terkait

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *